Sunday, May 13, 2007

Sabtu, 12 May 2007

Gue bangun pagi-pagi. Tanpa mandi, gw cabut ke Blok M untuk transfer duitnya om. Udah gitu nongkrong di TIM karena kebetulan ada acara "Reuni dan Silaturahmi Eksponen 98." Gue asyik ngikutin diskusi sambil liat foto-foto perjuangan reformasi 98'. Temanya sih ngeri: Mengagas Ulang Metode Perubahan. Gue kira diskusi itu bakal libatin kita semua, anak muda di bawah angkatan 98. Tapi, gue gak tahu kenapa mereka justru asyik diskusi, debat serta menelanjangi kesalahan dan kealpaan mereka. Tadinya gue BT. Tapi, setelah dipikir ada benarnya juga. Okelah, mereka para pejuang reformasi yang harus kita apresiasi. Tapi mereka juga punya dosa besar!. Kenapa? Pikirku, tugas setelah mendobrak tiran yang otoriter adalah menyediakan kepemimpinan muda yang karnal. Yang muda, berdedikasi, bermoral kerakyatan, dan punya kemampuan untuk memperbaiki bangsa ini. Tapi, angkatan 98 nyatanya tidak PD! Mereka justru terpecah dan gagal dalam menemukan perubahan mendasar. Mereka seolah-olah telah memberi "tiket gratis" kepada partai politik untuk mengemban amanah reformasi. Padahal, jelas-jelas partai politik lebih culas dan genit kekuasaan, dari pada memerhatikan rakyat. Dalam bahasa Kompas, partai-partai di Indonesia tidak lebih dari partai "Janus." Hak angket impor beras tandas, interpelasi gagal, apalagi....? Malah mereka memainkan drama reshuffle kabinet untuk pembagian kekuasaan. Masya'allah...

Lalu apa yang akan dilakukan gerakan mahasiswa dalam kondisi seperti ini? bersambung...

No comments: